Minggu, 13 September 2015

DAPAT 10 JT/BULAN..?? BEGINI AKAL-AKALAN DRIVER GOJEK

inilah hasil wawancara tim wartakota kepada driver gojek.

Driver Go-Jek di Jakarta kerap menyebut angka penghasilan tinggi.
Bahkan banyak Go-Jek mengaku bisa mendapat penghasilan Rp 10 Juta per bulan.
Namun ternyata ada trik "curang" untuk mendapat penghasilan tinggi di tengah makin banyaknya pengemudi Go-Jek.
Seorang Driver Go-Jek, Ahmad (30) menceritakan soal kelicikan yang kerap dilakukan kepada Wartakotalive.com, Rabu (9/9/2015).
"Sebenarnya ini merugikan perusahaanGo-Jek," ucap Ahmad.
Ahmad mengatakan, makin banyaknya pengemudi Go-Jek sebenarnya membuat makin sulit mencari penumpang.
"Sekarang ada 35.000 Driver Go-Jek. Makanya kalau masih bisa dapat Rp 10 Juta per bulan saya tak percaya. Kecuali main curang," kata Ahmad. 
Bermain curang ini dilakukan saat perusahaan Go-Jek sedang promo. Misalnya saat menetapkan tarif Rp 10.000 atau Rp 15.000 kemanapun.
Caranya, ucap Ahmad, Driver Go-Jek licik ini akan membuat order fiktif.
Jadi si pengemudi membeli nomor ponsel baru, lalu melakukan order fiktif.
"Jadi Dia sendiri yang mengorder sebenarnya," kata Ahmad ketika ditemui Wartakotalive.com di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Biasanya, rute yang diambil selalu jauh, tapi kadang juga ada yang memilih rute pendek.
Lalu kemudian si Driver menyelesaikan order itu, lalu membayarnya dengan uang pribadi. 
Nantinya keuntungan akan didapat saat pembayaran upah bagi hasil.
"Begitu caranya main curang pengemudi Go-Jek. Kalau yang jujur itu, sekarang paling sebulan bisa kantongi sekitar Rp 4 Juta. Itupun sudah hebat sekali kalau bisa sampai segitu," kata Ahmad.
Menurut Ahmad, beberapa rekannya yang bermain curang dengan cara itu bisa mendapat penghasilan Rp 3,5 Juta per minggu.
Bahkan ada yang seminggu jadi driver Go-Jek sudah bisa membeli motor Second seharga Rp 4 Juta. 
Kalau saya sih jujur saja lah. Soalnya saksinya pidana kalau ketahuan begitu," ucap Ahmad.
Ahmad mengaku, sampai kini banyak pengemudi Go-Jek yang main curang seperti itu.
Apalagi di tengah makin banyak persaingan.
Diteliti
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain mengajak seluruh peneliti untuk belajar dari fenomena Go-jek.
"Fenomena Go-jek, semua orang tahu di Jakarta, mereka bisa bawa penghasilan Rp10 juta per bulan. Kenapa bisa banyak? Ini berkat inovasi," kata Iskandar di Jakarta, Selasa.
Manajemen Go-jek, menurut dia, jeli memaksimalkan "idle time" tukang ojek pengkolan dengan menggunakan satu aplikasi digital.Kalau saya sih jujur saja lah. 
Berkaca pada fenomena Go-jek tersebut, pria yang menjabat sebagai Kepala ke-9 LIPI ini mengatakan peneliti di Indonesia perlu bersama-sama menggarap satu isu agar penelitian lebih cepat dilakukan dan manfaatnya lebih cepat dirasakan.
"Jadi mindsetnya perlu diubah tidak lagi masing-masing lembaga dan instansi penelitian bekerja sendiri-sendiri. Filosofi Go-jek itu yang perlu dipegang, kalau kita kerja sendiri-sendiri berapa banyak sebenarnya peneliti yang kita punya?" ujar Iskandar.
Apalagi di tengah makin banyak persaingan.
Diteliti
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain mengajak seluruh peneliti untuk belajar dari fenomena Go-jek.
"Fenomena Go-jek, semua orang tahu di Jakarta, mereka bisa bawa penghasilan Rp10 juta per bulan. Kenapa bisa banyak? Ini berkat inovasi," kata Iskandar di Jakarta, Selasa.
Manajemen Go-jek, menurut dia, jeli memaksimalkan "idle time" tukang ojek pengkolan dengan menggunakan satu aplikasi digital.Wartakota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar